Dengarkanlah
dulu kemudian baru bicara. Ini adalah inti dari kebiasaan ini. Banyak orang
yang memang egois dan mengesampingkan perasaan orang lain. Padahal, kebutuhan
paling dalam dari manusia adalah dipahami. Setiap orang tentunya ingin dihargai
dan dihornati apa adanya. Maka sebaiknya, kesampingkan dulu sisi egoismu. Dunia
ini bukan hanya tentang kamu dan kamu.
Cara
terbaik untuk memahami seseorang adalah dengan mendengarkan. Namun, bukan
sembarang mendengarkan. Berikut ini adalah lima gaya mendengarkan yang buruk:
·
Mengawang – awang
·
Pura – pura mendengarkan
·
Mendengarkan secara selektif
·
Mendengarkan kata per kata
·
Mendengarkan yang terpusat pada diri
kita sendiri
Mendengarkan
tentunya harus dari lubuk hati kita yang paling dalam. Jika kita asal mendengar
saja, darimana kita menghargainya?
Mendengarkan dengan tulus
Mulailah
mendengarkan dengan mata, hati, dan telinga kita. Kita harus bisa melihat
ekspresi serta perasaannya saat dia bercerita. Pahamilah oleh kita dan
bayangkan jika kita berada dipihaknya. Dengan begini kita lebih mudah memahami
perasaan sesungguhnya.
Mendengarkan
dengan tulus tak hanya membuat lawan bicara kita nyaman dan merasa dihargai
tapi juga secara tidak langsung membuat koneksi yang lebih baik dengan lawan
bicara kita. Kemungkinan besar ia akan merasa senang dan nyaman berada dekat
kita. Kitapun akan lebih dipercaya dalam melakukan sesuatu.
Baru, minta dimengerti
Jika
kita sudah mendengarkan dengan tulus, kini giliran kita yang memulai untuk
didengarkan. Tentunya kita pasti memiliki sesuatu hal yang ingin kita
ungkapkan. Tak perlu takut, dengan sikap mendengarkan kita yang baik, respon
saat kita mulai berbicara padanya pun akan baik pula.
Ingatlah
bahwa kita memiliki dua telinga dan satu mulut. Itu berarti kita harus lebih
banyak mendengarkan dibandingkan berbicara. Dan dengan mendengarkan secara
tulus kita akan membuat orang lain merasa dihargai. Bukankah itu menyenangkan?
^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar