Minggu, 13 Maret 2016

INTRO

Halo semuanya, blog ini saya khususkan untuk para remaja serta mahasiswa untuk dapat berkarakter dengan baik.
Blog ini dibuat serta disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah "Character Building".
Referensi dalam blog ini semuanya diambil dari buku "7 Habits of Highly Effective Teens" karangan Sean Covey serta pemikiran saya sendiri.
Semoga blog ini dapat bermanfaat buat para pembaca sekalian.
Terima kasih sudah menyempatkan mampir kesini ya ^^

KEBIASAAN 7: Asahlah Gergajimu



Mengasah ketajaman diri sangat perlu agar kita bisa menangani hidup lebih baik. Kita harus mampu untuk memperbaharui dan menguatkan secara berkala keempat dimensi yang ada dalam hidup kita, yaitu:
       1.  Tubuh
Tubuh adalah dimensi pertama yang harus kita rawat dengan baik. Tubuh adalah alat utama kita dalam melakukan sesuatu. Maka dari itu kita harus menjaga dan merawatnya agar bisa berfungsi dengan baik. Diantaranya yaitu dengan makan – makanan yang sehat. Bagaimana bisa tubuh berfungsi dengan baik jika asupan yang ada didalamya bahkan tidak baik. Ini akan mempengaruhi kinerjanya. Jika tidak menjaga asupan dengan baik pula kita akan rentan terkena penyakit dan tentunya itu menghambat kegiatan kita kan?

      2.     Otak
            Otak adalah alat yang sangat vital. Dalam bertindak dan bersikap ada dibawah kendali otak. Jika otak kita tidak berfungsi baik, kehidupan kita tidak akan berjalan baik pula. Maka satu – satunya cara untuk membuatnya optimal yaitu dengan merawatnya.
            Membaca adalah salah satu cara membuatnya bekerja dengan optimal. Otak memiliki kemampuan yang sangat menakjubkan dalam menyerap serta menyimpan informasi. Jika kita tidak mengisinya maka kita sama saja tidak mengoptimalkannya. Maka dari itu, membaca adalah salah satu cara membuat otak kita tidak kosong. Dalam agama pun membaca hukumnya wajib. Tidak boleh tidak. Jika kita tidak membaca maka kita tidak akan tahu apa – apa dan hidup kita akan sia – sia tanpa ilmu.
Mulailah membaca buku yang ringan saja, boleh itu novel ataupun majalah. Tingkatkan intensitas membaca kita secara berkala. Dan ingatlah membaca adalah suatu kebutuhan bukan sekadar kewajiban.

      3.     Hati
           Hati tidak kalah penting dan perlu dirawat. Jangan biarkan hati kita merusak hari – hari kita. Ini karena sifat hari yang temperamental. Maka dari itu kita harus merawatnya. Cara utama untuk merawatnya yaitu dengan memelihara hubungan yang baik dengan orang – orang. Cobalah untuk ada disaat mereka membutuhkan kita, tepati janji – janji yang kita buat pada mereka, dengarkanlah mereka dengan tulus. Hubungan yang baik sangat perlu karena mereka akan mempengaruhi kondisi hati kita juga.
            4.   Jiwa
Jiwa berhubungan dengan batin kita dimana disanalah letak keyakinan serta nilai – nilai yang kita anut. Merawat jiwa juga sangat penting agar kita bisa tetap teguh pada nilai dan keyakinan kita sendiri,
            Merawat jiwa bisa dilakukan pertama dengan kembali ke alam. Maksudnya kita bisa ke tempat – tempat yang jauh dari hiruk pikuknya perkotaan. Bisa itu ke gunung, pantai, sungai, taman atau tempat yang menyegarkan lainnya. Dengan kembali kea lam kita akan merasakan kedamaian jiwa dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta karena hal tersebut membuat kita merasa kecil dan tidak ada apa – apanya didunia yang luas ini.

            Keempat dimensi tersebut harus senantiasa kita jaga dan rawat. Keempat hal tersebut juga perlu kita seimbangkan satu sama lain. Dengan merawat keempat dimensi tersebut maka itu berarti kita melakukan suatu perubahan yang baik dalam hidup kita. Buktikan saja ya^^

KEBIASAAN 6: Mewujudkan Sinergi



Apa itu sinergi?
Sinergi adalah hubungan yang dilakukan secara bersama – sama untuk mewujudkan suatu kebaikan dan tujuan.
Ya, seperti yang kita ketahui kita adalah makhluk sosial. Makhluk yang tidak bisa hidup sendirian dan membutuhkan orang lain. Dalam mewujudkan sesuatu ada kalanya kita membutuhkan bantuan orang lain. Bayangkan jika kita hidup hanya sendiri? Mungkin usia kita tidak akan lama karena kita memiliki batasan untuk melakukan sesuatu dan tak mungkin segalanya dilakukan seorang diri.
Didalam sinergi, kita harus bisa untuk memahami perbedaan. Kita terlahir secara berbeda – beda dan tidak ada satupun yang sama. Bahkan orang yang kembar pun tidak sama persis dan memiliki perbedaan. Banyak perbedaan yang terdapat pada diri tiap – tiap orang. Entah itu agama, suku, ras ataupun budaya. Dan didalam mewujudkan sinergi tersebut kita harus mengesampingkan perbedaan tersebut dan lebih fockus pada tujuan awal.
Lima langkah untuk mewujudkan sinergi yaitu:
1.                  Mendefinisikan masalah atau peluangnya
Cari tahu masalah yang kita hadapi dan tentunya pasti ada peluang lain didalamnya yang harus kita cari tau pula.
2.                  Jalan mereka
Cobalah untuk memahami terlebih dahulu apa yang menyebabkan mereka memilih jalan tersebut.
3.                  Jalan saya
Sekarang barulah kita mengutarakan ide – ide kita pada mereka. Jelaskan dengan sebaik – baiknya dan gunakan nada serta bahasa yang baik sehingga mereka mendengarkan dengan nyaman.
4.                  Urun rembuk
Jika kita sudah mengutarakan ide masing – masing kini kita tinggal mengambil saja kesimpulan atau rencana lain yang lebih baik. Jangan berpikir sendirian karena ide yang terbaik tidak akan muncul dari satu pihak saja.

5.                  Jalan yang tinggi
Jika kita sudah mendiskusikannya bersama – sama selanjutnya ya kita tinggal ambil saja ide/keputusan baru yang telah disepakati bersama – sama tersebut.

            Cara – cara diatas sebenarnya bukan hal yang baru bukan? Kita pasti pernah melakukannya dan itu berarti kita telah mewujudkan sinergi. Sekarang tinggal kita pertahankan saja yaaa^^

KEBIASAAN 5: Memahami, Baru Dipahami



Dengarkanlah dulu kemudian baru bicara. Ini adalah inti dari kebiasaan ini. Banyak orang yang memang egois dan mengesampingkan perasaan orang lain. Padahal, kebutuhan paling dalam dari manusia adalah dipahami. Setiap orang tentunya ingin dihargai dan dihornati apa adanya. Maka sebaiknya, kesampingkan dulu sisi egoismu. Dunia ini bukan hanya tentang kamu dan kamu.
Cara terbaik untuk memahami seseorang adalah dengan mendengarkan. Namun, bukan sembarang mendengarkan. Berikut ini adalah lima gaya mendengarkan yang buruk:
·         Mengawang – awang
·         Pura – pura mendengarkan
·         Mendengarkan secara selektif
·         Mendengarkan kata per kata
·         Mendengarkan yang terpusat pada diri kita sendiri

Mendengarkan tentunya harus dari lubuk hati kita yang paling dalam. Jika kita asal mendengar saja, darimana kita menghargainya?
Mendengarkan dengan tulus
Mulailah mendengarkan dengan mata, hati, dan telinga kita. Kita harus bisa melihat ekspresi serta perasaannya saat dia bercerita. Pahamilah oleh kita dan bayangkan jika kita berada dipihaknya. Dengan begini kita lebih mudah memahami perasaan sesungguhnya.
Mendengarkan dengan tulus tak hanya membuat lawan bicara kita nyaman dan merasa dihargai tapi juga secara tidak langsung membuat koneksi yang lebih baik dengan lawan bicara kita. Kemungkinan besar ia akan merasa senang dan nyaman berada dekat kita. Kitapun akan lebih dipercaya dalam melakukan sesuatu.

Baru, minta dimengerti
Jika kita sudah mendengarkan dengan tulus, kini giliran kita yang memulai untuk didengarkan. Tentunya kita pasti memiliki sesuatu hal yang ingin kita ungkapkan. Tak perlu takut, dengan sikap mendengarkan kita yang baik, respon saat kita mulai berbicara padanya pun akan baik pula.
Ingatlah bahwa kita memiliki dua telinga dan satu mulut. Itu berarti kita harus lebih banyak mendengarkan dibandingkan berbicara. Dan dengan mendengarkan secara tulus kita akan membuat orang lain merasa dihargai. Bukankah itu menyenangkan? ^^

KEBIASAAN 4: Berpikir Menang/Menang



Apa maksudnya berpikir menang/menang?
Berpikir menang/menang adalah pikiran dimana kita berpikir bahwa semua sama dan tak ada yang lebih rendah atau lebih tinggi daripada kita.
            Sikap dimana kita peduli pada orang lain dan ingin mereka sukses. Tapi, kamu juga peduli terhadap diri sendiri dan ingin sukses pula. Bukan saya sukses atau kamu sukses, tetapi kita sama – sama sukses.

                       Cara untuk berpikir menang/menang diantaranya:
1.   Menangkan kepribadian terlebih dahulu
            Kita harus benar – benar tenteram dalam berpikir menang/menang. Mungkin akan sulit saat kita turut bersuka cita atas keberhasilan orang lain. Memang, orang yang belum tenteram mudah cemburu dan tidak senang saat orang lain mendapat kebahagiaan. Maka, disini kita harus memulai dengan diri kita sendiri. Cobalah untuk bertanggung jawab atas hidup kita sendiri, juga mulai menyusun rencana. Niscaya, kepercayaan diri serta ketentraman hati kita akan meningkat dan kita bisa menikmati kebahagiaan orang lain dibandingkan merasa terancam olehnya.

2.      Menghindari “tumor kembar”
         Tumor disini maksudnya adalah dua hal yang bisa merusak kamu dari dalam yaitu kecenderungan bersaing serta membanding – bandingkan.

  • ·         Kecenderungan bersaing

           Persaingan ada dua macam yaitu persaingan sehat serta persaingan yang tidak terlalu menyenangkan. Persaingan sehat adalah dimana saat kita mampu bersaing terhadap diri sendiri, atau saat kita menantang diri sendiri untuk mencapai segala sesuatu dengan lebih tinggi dengan mengerahkan segala kemampuan yang kita miliki. Sedangakan persaingan yang tidak terlalu menyenangkan yaitu persaingan dimana kita terobsesi untuk menjatuhkan seseorang dan senang saat melihatnya hancur atau gagal. Ini perlu dihindari karena kita jika seperti ini kita tidak akan mampu untuk menikmati hidup.



  • ·         Kecenderungan membanding – bandingkan

           Kita memiliki kelebihan masing – masing, kita memiliki perkembangan yang berbeda – beda. Lantas, untuk apa kita membanding – bandingkannya dengan orang lain. Membanding – bandingkan hanya akan membuat kita merasa lebih buruk, kita akan menjadi orang yang tidak pernah bersyukur. Segala sesuatu tentunya ada hikmah dan alasan dibaliknya. Daripada memikirkan kelebihan orang lain, lebih baik kita perbaiki diri sendiri karena itu merupakan sikap yang jauh lebih baik daripada hanya meratapinya.

            Dengan berpikir menang/menang kita akan lebih menghargai orang lain. Kita juga tidak akan memusingkan hal – hal yang tidak perlu. Dengan melihat orang lain bahagia dan kita ikut bahagia. Berarti akan sangat mudah bagi kita untuk selalu bahagia dan bersyukur.